Kata "dari" akan lebih mudah dicari padanannya dalam bahasa Toraja setelah disertai dengan kata berikutnya.
Misalnya kita mencoba menerjemahkan kalimat sangat sederhana berikut ini :
Dari Sesean
Yang perlu diperhatikan adalah posisi Sesean dengan posisi di mana kita mengucapkan kalimat tersebut. Kalau kita berada di tempat yang lebih rendah dari Sesean misalnya Rantepao maka penerjemahannya adalah sbb :
Dari Sesean >> Do mai Sesean
Datang dari Sesean>> Sae do mai Sesean
Kalimat "Sae do mai Sesean" tidak hanya mengandung informasi bahwa seseorang datang dari Sesean, akan tetapi juga mengandung makna pelengkap kalimat itu yakni keterangan akan posisi dari Sesean itu sendiri yakni sebuah tempat yang posisinya lebih tinggi dari tempat di mana kita mengucapkan kalimat tersebut.
Bandingkan dengan contoh berikut ini yang juga kalimat sangat sederhana.
Dari Palopo
Jika kita berada di Toraja misalnya maka kita akan menerjemahkan kalimat ini menjadi :
Dari Palopo >> Diong mai Palopo
Datang dari Palopo >> Sae diong mai Palopo
"Sae diong mai Palopo" tak hanya bermakna datang dari Palopo tetapi juga mengandung keterangan bahwa Palopo itu tempatnya lebih rendah dari Toraja.
Contoh selanjutnya :
Sayur dari gunung >> Utan do mai buntu
Ikan dari laut >> Bale diong mai tasik.
"do mai" dan "diong mai" digunakan dalam kalimat yang melibatkan dua tempat dengan ketinggian yang berbeda. Bagaimana jika kedua tempat tersebut berada pada ketinggian yang relatif sama. Kota Makale dan Rantepao misalnya. Dua kota yang sama sama berada di lembah ini berada pada ketinggian yang relatif hampir sama. Selain pemaknaan akan ketinggian sebuah tempat, ada pula pemaknaan kata "dari" yang menunjukkan keempat arah mata angin
Contoh kalimat :
Dari Rantepao
Jika saya berada di Makale maka posisi Rantepao berada di utara. Penerjemahan kalimat di atas jika saya di Makale adalah sbb :
Dari Rantepao >> Da mai Rantepao
Datang dari Rantepao >> Sae da mai Rantepao
Kalimat "Sae da mai Rantepao" tidak hanya bermakna datang dari Rantepao tetapi juga mengandung makna yang menjelaskan tentang arah kedatangan yakni dari Rantepao yang posisinya ada di sebelah utara.
Contoh lain jika kita berada pada posisi sebaliknya. Saya berada di Rantepao dan mencoba menerjemahkan kalimat ini :
Dari Makale >> Lo' mai Ma'kale
Datang dari Makale >> Sae lo' mai Ma'kale
Arti lengkap dari kalimat "Sae lo' mai Ma'kale" adalah : Datang dari Makale, yakni dari arah selatan.
Contoh lain untuk dua tempat yang berada pada sebelah timur dan barat. Jika saya berada di Makale maka Sangalla' berada di sebelah timur. Sehingga :
Datang dari Sangalla' >> Sae lan mai Sangalla'
Jika posisinya dibalik maka :
Datang dari Makale >> Sae diong mai Ma'kale
Bagaimana jika kita sulit mengetahui posisi suatu tempat baik ketinggian maupun arahnya. Biasanya untuk tempat yang jaraknya sangat jauh, kita akan menemui kondisi demikian. Bahasa Toraja juga memiliki padanan kata "dari" untuk kondisi tempat seperti ini. Misalnya kita berada di Toraja dan ingin menerjemahkan kalimat ini :
Dari Papua >> Dio mai Papua
Datang dari Papua >> Sae dio mai Papua
Mungkin kita berpikir bahwa posisi Papua berada di sebelah timur Toraja sehingga mencoba menerjemahkan kalimat "Dari Papua" menjadi "Lan mai Papua". Perlu ditegaskan bahwa tidak ada sama sekali penerjemahan demikian. Memang alasannya agak sulit dijelaskan namun saya mencoba menafsirkan kenapa "Dio mai Papua" lebih tepat bahkan bisa dianggap yang benar.
Penggunaan kata padanan "dari" sepertinya memang lebih terbiasa digunakan dalan area lokal. Wilayah yang sangat akrab bagi masyarakat yang tahu benar kondisi alam di mana mereka menetap. Bahasa Toraja sepertinya sekaligus mengandung unsur kearifan lokal yang yang seakan memaksa kita harus tahu kondisi alam di mana kita menetap sehingga kitapun perlu tahu arah dan ketinggian dalam berbahasa Toraja. Kita perlu memahami kondisi alam. Tinggi, rendah, utara, timur selatan dan barat. Kita sepatutnya tahu seseorang yang datang dan pergi naik atau turun, berhadapan atau membelakangi matahari dan kondisi kondisi lainnya.
Bahasa Toraja akan menyebut daerah yang jauh dengan kata "dio" Suatu tempat yang asing yang kondisinya juga asing.
Contoh :
Dio mai Jakarta >> Dari Jakarta
Dio Jakarta >> Di Jakarta
Dio lu Jakarta >> Di Jakarta
Dio mai Mangkasa' >> Dari Makassar.
Penerjemahan lain yang juga agak sulit kita pahami alasan pemakaiannya adalah contoh berikut ini, sebuah kalimat yang sering diucapkan orang Toraja di perantauan :
Dari Toraja >> Do mai Toraya
Kalimat ini bisa dipastikan berlaku di manapun di luar Toraja sehingga seakan akan terjadi kesalahan pengucapan jika sekiranya kita berada di tempat yang lebih tinggi dari Toraja. Yang perlu dipahami adalah pergi dari Toraja ke tempat tempat lain akan dimulai dengan perjalanan darat yang relatif menurun seperti ke arah Pare Pare atau Palopo. Toraja memang berada di dataran tinggi dengan posisi di sekitar pertengahan Pulau Sulawesi. Mungkin inilah penyebabnya sehingga "keluar dari Toraja" identik dengan "turun dari Toraja". Sehingga penerjemahan yang tepat jika kita berada di luar Toraja adalah "Sae do mai Toraya"
Contoh :
Dari Toraja. >> Do mai Toraya
Mungkin kita juga sering mendengar istilah "solata do mai" atau kadang di singkat "sol do mi" bahkan terkadang disamarkan dengan 5 1 3.
Solata do mai << Teman kita dari atas
Maksudnya adalah teman kita dari Toraja Istilah ini digunakan orang Toraja di luar Toraja sebagai salah satu bukti dari yang saya maksud bahwa orang Toraja yang keluar dari Toraja hampir dimaknai orang Toraja dengan "turun dari Toraja"
Beberapa penerjemahan yang erat kaitannya dengan contoh contoh yang saya sebutkan di atas sbb :
to da mai << orang Toraja dari.bagian utara
to lo' mai << orang Toraja bagian selatan
sae do mai << datang dari (atas)
sae diong mai << datang dari (bawah)
sae lan mai << datang dari (timur)
sae da mai << datang dari (utara)
sae diong mai << datang dari (barat)
sae lo' mai << datang dari (selatan)
No comments:
Post a Comment