![]() |
Generasi Muda Toraja |
Ondokule...!
Demikian kata seru yang merupakan pembuka komentar para nitizen Toraja menanggapi kejadian-kejadian mengherankan, menghebohkan dan kejadian mengejutkan lainnya yang menyebar di jejaring sosial. Maksud dari kata ondokule yang mereka tuliskan ini, dalam Bahasa Indonesia kira-kira sepadan dengan ucapan berikut :
Ampun deh...!
atau
Ya ampun...!
atau
Aduh...!
atau
hahhh ?
atau
Astaga...!
dll
Namun ada kekeliruan cara penulisan dari kata ondokule ini yang perlu dijelaskan. Kesalahan pertama adalah penempatan spasi dan penyambungan. Ada dua cara penulisan yang paling sering digunakan yakni :
1. ondokule
2. ondo kule
Kita lanjut saja dulu pada kesalahan berikutnya yakni jika penulisan kata ondo tidak diakhiri dengan tanda apostrof ('), maka artinya akan berbeda. Ondo (tanpa apostrof) artinya lompat. Jadi jelas bukan ini yang dimaksud.
Terus apakah dengan penambahan tanda apostrof menjadi ondo' sudah bisa dikatakan benar ? Ternyata juga belum. Namun dengan kata ondo' ini kita akan lebih mudah menelusuri asal usul kata ini.
ondo' seharusnya ditulis dengan memisahkannya menjadi o ndo' , jadi terdiri dari dua kata yakni o dan ndo'.
o adalah kata seru, sama dengan o dalam Bahasa Indonesia
ndo' adalah singkatan pengucapan dari kata indo'
indo' sendiri artinya ibu
Jadi o indo' artinya o ibu
Kita simpan dulu artinya dan mari kita telusuri bagian berikutnya :
Kesalahan berikutnya adalah penulisan kata kule. Kule adalah nama sejenis penyakit. Jadi jelas bukan kata ini yang dimaksudkan. Terjadi kesalahan penulisan dengan menyambungkan ku dan le seolah-olah menjadi satu kata padahal ku di sini sebenarnya akhiran untuk kata indo'. Persis sama dengan akhiran ku dalam bahasa Indonesia yang artinya adalah kepunyaan.
Contoh :
indo'ku : ibuku
o indo'ku : o ibuku
Nah, bagaimana dengan akhiran le
Akhiran le ini memang agak sulit ditentukan padanannya dalam Bahasa Indonesia. Akan tetapi dengan mencoba memberikan contoh langsung penerjemahan berikut maka kami yakin para pembaca sekalian bisa menarik sendiri maknanya.
Pira le ?
Berapa, Berapakah ?
Umba mi le ?
Sudah di manakah ?
Umba le ?
Mana ya ?
Perhatikan bahwa akhiran le bisa berarti akhiran kah dan kata penutup ya atau bisa juga sepadan dengan tanda tanya.
Contoh kalimat dengan fungsi le yang berbeda :
Jama mi le
Ayo kerjakan ya
Untuk penambahan akhiran le pada kalimat ini bersifat menganjurkan, yakni menganjurkan untuk segera mengerjakan.
Dengan demikian penambahan akhiran le pada sebuah kata atau kalimat bisa memberikan beragam maksud dan pemahaman. Untuk akhiran le di kalimat seru o indo'ku le bisa dipelajari maksudnya dengan mencoba memahami dulu arti harafiah dari kalimat kalimat o indo'ku yang diakhiri dengan le
Sebenarnya o indo'ku adalah ucapan bahkan bisa teriakan dari anak kecil yang memanggil ibunya karena sebuah kejadian. Bisa karena sesuatu yang menyedihkan seperti terjatuh dan gangguan fisik lainnya yang menimbulkan rasa sakit. Selain karena kejadian yang menyedihkan kalimat seru o indo'ku juga bisa diteriakkan oleh anak kecil karena mengalami atau menyaksikan sebuah kejadian yang menghebohkan yang biasanya sebuah kejutan. Inilah penyebabnya kenapa kalimat seru o indo'ku le bermakna mewakili banyak perasaan.
Pertanyaan lain yang muncul, apakah masih tepat bila kalimat seru ini digunakan oleh orang dewasa ?. Dalam memaknai lebih dalam akan sosok ibu, di saat kita kecil, ibu adalah pelindung kita dari gangguan dan serangan fisik namun semakin kita dewasa ibu tetaplah pelindung yang tetap menasehati, melindungi dari pergaulan-pergaulan buruk di saat kita sudah dewasa. Bahkan orang yang sudah berkeluarga pun baik pria ataupun wanita akan menceritakan persoalan rumah tangganya kepada ibunya yang mungkin lebih peka mendengar dan memahami dibanding sang ayah. Jadi tidaklah keliru jika kalimat seru ini diucapkan juga oleh orang dewasa
Dengan memahami kenapa kata ibu turut diucapkan dalam merespon sebuah kejadian dan ditambahkan dengan akhiran le yang memiliki multi pemahaman, mari kita selaraskan dengan situasi pada saat seseorang spontan mengucapkan o indo'ku le ini.
O indo' ku bisa berarti saya memanggil ibu saya yang memang berada di tempat di mana saya juga berada atau sebuah kondisi di mana umur saya kemungkinan besar masih anak-anak atau remaja.
sedangkan untuk
O indo'ku le tidak mengandung makna kalau saya memanggil ibu saya. Saya bisa mengucapkannya tanpa kehadiran ibu saya bahkan mungkin di saat ibu saya sudah tiada. Akhiran le seakan mengakhiri kalimat o indo'ku dan menjadikannya menjadi kalimat retorik. Seseorang memanggil namun tidak mengharapkan balasan.
Kesimpulannya adalah bahwa tidak terjadi kesalahan penempatan kalimat o indo'ku le oleh para nitizen Toraja dalam mengomentari sebuah kejadian, akan tetapi cara penulisan yang kurang tepat bisa bermakna jauh dari makna yang sesungguhnya
Catatan tambahan mengenai akhiran le apakah digabungkan dengan kata sebelumnya atau tidak, akan kami coba share dengan pembaca sekalian di artkel lain karena masalah tersebut juga menjadi masalah penting di saat kita lebih banyak berkomunikasi dalam Bahasa Toraja lewat teks.
Demikian
Kurre sumanga'